Saturday, March 9, 2013

Kiri, Pak!



Mungkin saja namanya Budi, Anton, atau Iwan. Saya tak tahu pasti. Yang saya ingat hanyalah bahwa dia adalah supir pete-pete terbaik yang pernah saya kenal (?). Dari gayanya bertutur, jelas sekali kalau dia adalah orang dari utara pulau Sulawesi. Mm, mungkin Manado atau Gorontalo. Khusus untuk hari ini, dia adalah orang yang paling saya susahkan di sepanjang perjalanan menuju sebuah masjid. Sebenarnya, saya telah dua kali mengunjungi masjid ini dan dua kali pula melewati jalan yang berbeda. Sehingga untuk perjalanan yang kedua ini, kemungkinan saya tersesat sangatlah besar. Abang supir telah mewanti-wanti saya untuk mengingat lagi apa saja yang telah saya lewati pada saat kunjungan pertama ke masjid ini. Tapi ya begitu, saya hanya mengingat tempat-tempat yang justru membuat abang supir semakin kebingungan. Karena saya takut membuatnya semakin kecewa(?), maka saya merahasiakan bahwa saya adalah orang yang susah menghafal jalanan. Akibatnya, selama satu jam di dalam pete-pete, saya selalu berusaha memperlihatkan wajah yang optimis menggebu-gebu. Padahal sebenarnya, hati saya meringis melihat wajah abang supir yang telah kelelahan mencari masjid ini. 

Di dalam pete-pete, saya adalah satu-satunya penumpang yang tersisa. Dan saya bersyukur. Coba bayangkan ketika adegan tersesat ini mesti disaksikan oleh penumpang-penumpang yang lain, hanya ada dua kemungkinan. Penumpang yang lain turut prihatin atas apa yang menimpa saya, atau mereka melihat saya sebagai momok yang harus dibasmi (?). Intinya kesendirian saya dalam pete-pete membuat ketersesatan saya kali ini adalah hal yang patut dikenang (?). 

Kecenderungan lupa jalan, ini memang salah satu disability yang belum bisa saya taklukkan. Orang-orang sekitar saya (beberapa sahabat) bahkan sudah memakluminya. Sampai-sampai bila suatu ketika saya dengan tidak sengaja bisa menghafal detail jalanan, mereka akan memberi tepuk tangan. Anggap saja begitu. Karena kecenderungan ini pula, saya pernah sangat mengidolakan Dora The Explorer yang kemana-mana takkan tersesat. Ada peta, ada peta, ada peta. Hentikan!
Tapi saya menyadari bahwa saya bukanlah Dora yang selalu dibantu dengan peta hidup kemanapun dia pergi. Saya hanyalah manusia biasa yang sekarang sedang berjuang mengingat jalanan menuju sebuah masjid. Manusia yang dengan teganya menyita waktu abang supir yang baik hati. 

“Bagaimana, dek? Ini bukan masjidnya?”
“Sepertinya bukan, Pak. Masjid yang saya datangi sebelumnya lebih besar. Namanya pun bukan masjid Taqwa”.
“Mm, kalau begitu mungkin di blok lain. Kita coba ke lorong sebelah”
“Iya, Pak”.

Tak berapa lama, “kiri,Pak!”. 

Akhirnya, di blok sebelah itulah saya menemukan masjid yang dimaksud. Hujan sudah mulai turun. Perlahan-lahan semakin deras. Abang supir sumringah. Kelihatan sangat lega. Saya turun dari pete-pete dalam kondisi tidak tega dengan hanya memberikan uang tiga ribuan kepada abang supir. Akhirnya, saya memberikan selembar uang kertas yang sedikit lusuh tapi nominalnya lebih dari berapa yang seharusnya saya bayar. Abang supir dengan sigap mencari uang kembalian.

“Sudah,Pak. Tidak Usah”
“Wah, terima kasih, Dek”. Abang supir dan wanita di sampingnya tersenyum. Yap, dia bukan penumpang. Entahlah. Mungkin semacam orang yang abang supir kasihi atau sayangi atau sejenisnya. Abang supir hanya menitipkan satu pesan sebelum saya berlari masuk masjid.
“Dek, hati-hati pulangnya. Jangan sampai tersesat lagi”.
“Iya, pak. Terima kasih”.

Mumpung masih hujan, buru-buru saya mendoakan abang supir agar bahagia dalam hidupnya dan dilancarkan rejekinya. Satu lagi, saya pun berdoa untuk diri saya sendiri agar tak sampai seperti Rumor yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Karena kemungkinannya akan lebih gawat. Sepertinya.

Di dalam masjid, ada beberapa senyum tak kalah teduhnya yang menyambut keterlambatan saya.

Alhamdulillah.

2 comments:

  1. Ini based in true story ya? Jadi teringat dengan si Zorro salah satu karakter film One Piece :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak tau mau bilang apa :D

      Pura-pura ngantuk sj deh.. Hoamm..

      Delete

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')