Friday, November 26, 2010

55:55

“…maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Sudah tiga hari saya di sini. Di tempat ini. Berhadap-hadapan dengan tembok putih yang bisu. Mendengar suara-suara yang tak jelas gaungnya. Melihat wajah-wajah manusia yang menuntut jawaban atas suatu ketidakpastian. Berusaha melaksanakan sebagian kecil kewajiban sebagai seorang adik. Ah, akhirnya saya merasakannya juga. Tapi kali ini, saya tak ingin berlama-lama. Sungguh.

Tiga hari yang lagi mengajarkan saya tentang makna sebuah kesyukuran. Bersyukur pada apa yang kita punyai hari ini. Bukan malah keluhan yang kita persembahkan sebagai wujud protes pada apa yang senjang dari harapan.

Dan, tiba-tiba saya berpikir tentang kebahagiaan. Faktanya, kita (manusia) ingin dan butuh kebahagiaan. Tapi seringkali yang kita rasakan adalah kebahagiaan semu. Setelahnya, menangis. Mungkin penyebabnya adalah karena kita masih mengharapkan kebahagiaan itu datang dari seorang manusia bukan dari Allah. Atau memang kita tak pernah tahu letak kebahagiaan itu?

Sesungguhnya kebahagiaan itu terletak di sini. Di hati kita. Ia datang bersama hati yang tenang… dan sesungguhnya hati yang tenang adalah pengejawantahan dari rasa syukur atas nikmat yang kita peroleh. Sekecil apapun nikmat itu.

Terima kasih yaa Rabb atas teguranMu.

Maafkan atas kelalaianku.

Ampuni atas ketidaksyukuranku akan nikmatMu.

@Intensive Care Unit of Ibnu Sina Hospital

Thursday, November 11, 2010

November Rain

(not By Guns N' Roses)

Apakah kau masih menyukainya?

memandanginya dari balik jendela dengan wajah usangmu

bercerita tentang peluhmu

bercerita tentang lelahmu

ia rinai yang selalu aku dan kau rindukan

Rinai yang merintik membasahi jemarimu

penuh kemudian jatuh ke bumi

pecah dan menghambur menjadi buih

kemudian ikut meresap ke dalam tanah yang basah

tapi tak benar-benar menghapusmu

ia masih terus terkenang dan terlukis

seperti kala ia menyapa di senja November

sementara genangan wajahmu

kembali menjelma menjadi hujan yang turun sore ini

menghadirkan ingatanku kepadamu, sebanyak rinai yang ia punyai. . .

------------------------------o0o-------------------------------------

Teman kecilku, Cakki Mitamita

aku merindukanmu.Sangat!

Thursday, November 4, 2010

R.E.T.O.R.I.S

Untuk kalian, orang-orang yang tak pernah lelah menanti kebaikan…

Saya yakin kalian bukan tipe orang yang pantang menyerah. Masalah? beban? Kalian masih mengeluhkan hal itu? Oh tidak, kalian bercanda kan? Ayo bangkitlah. Kumohon. Kalian itu orang-orang kuat. Coba lihatlah, lihat baik-baik. Kalian dianugrahi oleh Allah ruang yang menjadi pusat kontrol semua kegiatan. Dan kalian pasti tahu, ruang kecil itu tak kosong. Ada otak yang mampu mengubah sesuatu yang menurut kalian mustahil. Lihatlah juga kedua tangan kalian, tangan itu tak sekedar untuk menyuapimu makanan agar kalian kenyang dan kemudian tertidur. Tapi kedua tangan itu yang akan senantiasa bergerak mengikuti perintah otak. Merangkai batu cadas menjadi bangunan yang super kokoh. Oh iya, kalian masih punya dua kaki bukan? Tanpa kedua kaki, saya yakin kalian takkan bisa ke bantaran sungai mengumpulkan batu-batu cadas itu. Dan tolong ingat sesuatu. Jangan kalian gunakan lisan kalian untuk melaknat. Kalian tidak pantas. Sama sekali tidak. Bukankah kalian juga seperti mereka? Sama-sama hamba yang dhaif, yang masih terus belajar. Maka gunakan lisan itu untuk sesuatu yang bermanfaat. Atau ketika kalian tak mampu, maka kalian diam saja. Saya yakin itu lebih baik.

Bagaimana? Kalian masih merasa bukan siapa-siapa yang tak mampu berbuat apa-apa?

Begini saja, coba bercermin. Lihat dan tatap baik-baik sosok yang ada di dalam cermin itu. Kalian tahu tidak? Sosok yang ada di dalam cermin itulah yang menyimpan segudang kebaikan namun masih malu-malu menampakkannya pada dunia. Merekalah kebaikan itu. Mereka yang kelak akan menabur benih-benihnya hingga nampaklah ruas demi ruas pohon yang teduh. Meneduhkan bagi siapapun yang melihatnya. Merekalah yang kelak menebarkan kebaikan di muka bumi ketika yang lain tak mampu lagi berdiri. Dan lagi-lagi saya yakin. Kalian pasti mengenal sosok itu.