Wednesday, January 28, 2015

Bersiap Pindah



Saya pertama kali membacanya di novel karya Fauzan Mukrim yang berjudul “Mencari Tepi Langit”. Sebuah teori yang mampu menghubungkan satu dimensi dengan dimensi yang lain. Namanya teori turbulensi. Begini katanya, kepak sayap kupu-kupu di Kirgistan dapat menyebabkan badai di Pantura. Luar biasa. Sampai sekarang, saya masih percaya dengan teori turbulensi. Hal-hal yang telah terjadi di dimensi waktu atau dimensi tempat yang satu, memberi sedikit banyak efek terhadap hal-hal yang terjadi di dimensi waktu atau tempat yang lain. Artinya, dengan atau tanpa kita sadari, ada hal-hal di penjuru semesta ini yang saling berhubungan, berkaitan satu sama lain.

Jika berkaitan dengan dimensi tempat, maka akan sangat mungkin jika sebuah genangan air di kelopak mata, menyebabkan banjir di tempat lain. Atau karena rasa penasaran seorang penggembala kambing Abessynia di sebuah dimensi waktu, menyebabkan bapak saya duduk-duduk tiap pagi menikmati secangkir kopi hitam yang masih mengepul. Dan lain-lain.

Saya mencoba menarik benang merah pada peristiwa yang saya alami akhir-akhir ini. Dan sudah sejauh ini, saya baru menyadari.  Bahwa siapa sangka, aksi marah-marah di telepon di tahun 2009 ke ketua pengurus harian sebuah masjid yang sosoknya belum pernah saya lihat kala itu, menyebabkan degup jantung yang begitu hebat di awal tahun 2015. Siapa sangka! Dia, saya berharap sudah lupa sebelum saya meminta maaf :D

Dan masih seperti mimpi. Sekarang, saya sedang sibuk berbenah. Bersiap-siap pindah ke ‘dimensi’ yang lain. Insya Allah. Semoga keindahan dan kebaikan senantiasa mengiringi kepindahan ini.
Mohon do’anya.