Saturday, July 19, 2014

Kalam dari Langit



Saya sering “iseng” membuka random ayat Al-Qur’an ketika sedang bingung. Berharap bahwa ketika saya membuka lembar demi lembar firman Allah itu, saya –paling tidak-  menemukan perihal yang saya butuhkan. Beberapa kali saya “gagal”, beberapa kali pula saya seperti dianugerahi langsung sebuah petunjuk, jawaban, kata kunci, password, atau semacamnya. Anugerah itu terpecah-pecah dalam beberapa situasi. 

Suatu ketika selesai shalat, saya berdoa agar kiranya Allah memberi saya petunjuk.  Lalu, saya membuka random ayat Al-Qur’an seperti biasanya. Takdir Allah, saya diarahkan ke QS.Hud ayat 47 yang artinya,
“Dia (Nuh) berkata, Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui pengetahuan (hakikatnya) tentangnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi”.

Saya tersenyum, bergetar, dan merasa sebagai makhluk yang paling dicintai-Nya. Entah ini disebut sengaja atau tidak, saya menemukan do’a Nabi Nuh yang penuh dengan aroma kepasrahan kepada Sang Khalik. Ternyata, ini adalah do’a yang memang dianjurkan ketika kita memohon sesuatu kepada Allah, sementara kita sendiri tidak mengetahui perkara apa saja di sebalik do’a-do’a kita. Kembali lagi, yang kita sangka baik belum tentu demikian adanya. Pun sebaliknya. Maka do’a ini adalah benteng perlindungan dari do’a-do’a yang dipanjatkan.

Yang saya ingat, saya juga pernah menemukan sebuah ayat dari manifestasi kegelisahan. Kewajiban untuk menyetorkan hafalan setiap pekan tidak jarang membuat saya geleng-geleng kepala, apalagi ketika pekan-pekan tersebut sangat hectic bagi saya. Daya ingat semakin menurun, sementara kewajiban menambah hafalan Al-Qur’an semakin bertambah. Hehe. Lalu sejenak ketika membuka Al-Qur’an, jreng, jreng, bertemulah saya dengan ayat keren ini:
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku”. (QS.Thaha:114)

Ashababun Nuzul QS.Thaha ayat 114 dari Al-Qur’an yang sama:
Suddi menyatakan, bahwa ketika Jibril datang menyampaikan wahyu, Rasulullah selalu berusaha keras menghafalkan wahyu tersebu. Upaya ini dilakukan karena Rasul khawatir belum menghafal wahyu tersebut jika Jibril kelak datang kembali. Oleh karena itu, turunlah ayat ini sebagai peringatan agar beliau tidak terburu-buru menghafalkan wahyu sebelum wahyu selesai diturunkan. (HR. Ibnu Abu Hatim).

Rasulullah ternyata pernah mendapat peringatan langsung dari Allah agar tidak tergesa-gesa menghafalkan wahyu. Apalagi kita yang kemampuannya jauh di belakang Rasulullah. Saya pernah mendapat tambahan nasehat dari guru tahsin saya terkait ayat ini, bahwa manusia janganlah tergesa-gesa dalam membaca dan menghafalkan ayat Al-Qur’an. Kesabaran dalam mempelajarinya adalah hal yang sangat penting. Namun, ini bukan pembenaran agar kita malas-malasan mempelajarinya. Jika orang yang bersungguh-sungguh saja masih mengalami kesulitan, bagaimana dengan yang bermalas-malasan? . Mempelajari Al-Qur’an (menghafal, memaknai, mengaplikasikan) adalah pekerjaan seumur hidup, sebab seluruh proses tersebut harus diulang-ulang agar betah bersama dengan diri kita. Dan tentu, hanya orang-orang yang bersabar yang mampu melakukannya.


Masyaa Allah, sejak mengalami beberapa kali hal yang sama, saya mulai menandai mushaf Al-Qur’an saya dengan stiker berwarna agar sewaktu-waktu ketika saya mencari ayat tersebut, saya mudah menemukannya kembali. Hal ini juga sangat membantu orang yang sering lupa seperti saya. Maka jadilah mushaf Al-Qur’an saya seperti pelangi, berjejer dengan sangat apik stiker warna-warni di salah satu sisinya. Jujur, stiker-stiker itu juga semacam pengingat agar saya rajin membukanya.

Intinya, sungguh manusia tempat berkumpulnya permasalahan-permasalahan. Dan kita seringkali terlampau jauh mencari solusi dan jawaban. Padahal, mereka dekat saja. Hanya perlu kelapangan hati untuk membuka dan menyelami Kalam-Nya :’)