Dan untuk beragam alasan, kita jatuh hati pada hidup dan kehidupan. Cinta yang barangkali juga datang dan pergi sesuai dengan situasi yang terus berganti.
Hari ini ketika orang-orang sibuk memikirkan apa yang akan terjadi esok, hari ini ketika orang-orang sibuk menyusun lakon yang mesti dimainkan dalam episode drama kehidupan yang berontah mengadu pikiran, saya berusaha menggerakkan kembali partikel dan jasad untuk penelusuran cinta yang nyaris tak terganti meski hidup sedang tak bersahabat. Kemurnian. Saya tahu kemurnian itu selalu menyertai jiwa. Hal-hal inilah menjadi jaminan penghiburan jiwa selagi masih menjalani berbagai peran dan ragam drama yang harus dimainkan dalam hidup.
Langit. Alam terbuka. Minyak kayu putih. Kucing. Tuts laptop.
Kemurnian-kemurnian itulah yang selalu menjemput jiwa saya untuk sejenak bersua ria. Riak dan gelombang boleh turun dan pasang. Sehat-sakit, sedih-senang boleh bergilir mengambil posisi. Tapi ada keindahan dan kesyukuran yang teramat mendalam ketika masih diizinkan untuk sejenak menatap langit. Bercengkerama dengan alam terbuka, menghirup aroma minyak kayu putih, mengelus-elus kucing, atau sekedar meluapkan sisa perjalanan hari ini di atas tuts laptop dalam pintalan kata yang kadang sulit untuk dimengerti. Sederhana memang. Sama halnya dengan semua penelusuran pelik yang biasanya berakhir pada penjelasan sederhana.
Tapi sungguh saya ingin berkata bahwa mereka adalah cinta-cinta gelap tapi tetap. Yang tanpa keluhan menemani jiwa saya saat melakoni beberapa episode drama kehidupan yang pelik ini..
“Sure that a little hope that you believe, will make much miracles in your life…”