Thursday, October 24, 2013

Partitur Aficionado

Dia, laki-laki setengah baya memegang cerutu
Menertawai kotak kayu depan dipan kamarnya
Pandangannya gempita ke segala arah dalam sorak sorai malam yang gerah
Tepuk tangan keriputnya membius sunyi
Untuk siapa?
Untuk mereka para perkasa yang melewati terjal hutanhutan gersang !

Tuan Aficionado,
Demikian namanya
Seorang tua di atas kursi goyangnya. Mengkhatamkan korankoran pagi sambil minum kopi
Senyumnya tipis di antara kebul asap cerutunya
Untuk siapa?
Untuk mereka modelmodel koran pagi yang mengironi !

Tuan Aficionado,
Dengan tubuh ringkihnya
Merangkak di bawah matahari yang hampir terbenam sebelum waktunya
Menenteng rapor hitam penuh bercak darah
Menuju riuh suarasuara. Banyak namun tak jelas
Untuk siapa?
Untuk mereka, pemilik suarasuara sumbang !

Tuan Aficionado,
Menyulam partitur ringkih di atas meja tuanya
Hendak ia persembahkan kepada negeri tercintanya
Saat tiba di kembara pagi dan malammalam yang ambigu.

Tuan Aficionado,
Takjub dalam tawa, tertawan dalam senyum,
Lalu mati di bawah tiang harapan di ujung usianya
Bersama partitur yang tak pernah dimainkan.

Friday, October 18, 2013

Beginilah jika sedang flu dan batuk...



Sewaktu-waktu, mampirlah ke sini. Tempat sederhana yang kadang-kadang buka pada jam setengah dua belas malam. Jika waktu sedang mendekati jam sibuk, tempat ini seperti frustasi. Dindingnya mengelupas, lalu pelan-pelan bak ingin menelan orang. Maka ia tidak ingin didatangi sebelum jam enam pagi hari. Hanya ingin didiami dan dibiarkan berdebu saja tanpa basa basi ala nona-noni.

Jika demikian, ia seperti ingin lari saja ke dalam lorong sunyi. Menyendiri. Tanpa sesiapa, tanpa apa-apa. Hanya dia dan udara tanpa kadaluarsa.

Udara, menurutnya adalah bukti sayang Maha Pencipta yang paling setia. Maka dari itu, ia akan berusaha sekuat tenaga menjaga kejernihan setianya, sejuk rangkulannya, dan lestari wujudnya. Pada jam-jam sibuk ini, ia akan bercerita banyak pada udara. Tentang halaman dengan rumput-rumput hijaunya, tentang umur, tentang cinta, tentang dunia dengan kemampuannya memendam, juga tentang anak-anak yang masih juga lucu.

Sewaktu-waktu, mampirlah ke sini. Tempat sederhana yang kadang-kadang buka pada jam setengah dua belas malam. Jika waktu sedang mendekati jam lowong, kusarankan menginaplah. Walau tak begitu candu, namun ia akan menjadi kawan candaan yang baik. Tak banyak yang tahu kalau ia amat menikmati ekspresi tertawa yang lepas. Ia juga menyukai pertemanan yang langgeng.

Walau desainnya sedikit konservatif, tempatnya cukup bisa menjadi patron syair-syair kekinian. Kuberitahu saja, bahwa jika menyenangi sesuatu, ia akan bisa sangat mencintai sesuatu itu. Jika dalam bentuk kegiatan, maka ia akan gemar mengerjakannya meski sebenarnya tak begitu penting. Jika pun orang, sepertinya cintanya akan langgeng.
Aih, hampir lupa. Jika sedang bahagia, ia bisa loncat-loncat tak jelas. Konon dulu sekali, ia punya obsesi agar bisa melayang. Ia juga tempat menonton film horror dan humor yang baik dan menyukai aktivitas menebak-nebak isi hati.

Jika belum menemukan tempatnya, maka tidak ada pilihan lain selain menemukannya. Jika tersesat, maka ingatlah bahwa akan selalu ada jalan untuk pulang. 

Tempat ini, mungkin bukan candu. Tapi ia mahir menghibur hati yang sedang sendu.
#uhuk #batuknyabeneran