Laiknya
tamu kehormatan, maka kedatangan bulan Ramadhan pun sangat perlu disambut dengan
persiapan yang matang. Selagi masih ada waktu kurang dari sepekan, maka mari
menyiapkan ramadhan kita agar lebih berkualitas di mata Allah.
a.
Persiapan
Ruhiyah (iman)
Mengingat
bulan Ramadhan penuh berkah, ampunan, dan pahala yang berlipat-lipat, maka kita
juga kudu semangat melakukan ibadah-ibadah wajib dan sunnah sepanjang bulannya.
Dan karena kita kudu semangat, maka sangat penting untuk ‘mensucikan diri’
sebelum memasuki bulan yang suci ini. Sebisa mungkin jauhi lebih jauh lagi
aktivitas-aktivitas yang berpotensi menimbulkan kemaksiatan, lebih
mengedepankan prasangka baik kepada Allah dan hamba-hambaNya, lebih mudah
memaafkan, serta mempererat lagi silaturrahim dengan orang-orang saleh.
Persiapan
ruhiyah yang baik akan memberikan dampak luar biasa pada kebersihan hati.
Semakin bersih hati, maka semakin siap pula diri kita bertemu dengan bulan
Ramadhan-Nya.
b.
Persiapan
Fisik
Salah satu
syarat wajib puasa adalah ‘mampu’ melaksanakan. Untuk menjadi mampu, maka
kondisi fisik sangat diperhitungkan di sini. Tetap jaga kesehatan bagi yang
sudah sehat, dan semoga lekas sembuh bagi yang sakit agar kita sama-sama bisa
menghirup udara ramadhan, amin.
Insya Allah,
kalau puasa kita ‘benar’, maka kita akan bertambah sehat. Sehat dapat, pahala
juga dapat.
c.
Persiapan
Finansial
Sahur pakai
apa? Buka puasa pakai apa? Sadaqah pakai apa?. Ayolah kita menabung. *peringatan
keras untuk mahasiswa yang tidak pulang kampung.
d.
Persiapan
Ilmu
Banyak baca.
Baca apapun yang berhubungan dengan fiqih puasa Ramadhan, banyak menghadiri
majelis-majelis ilmu, banyak mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an. Jangan lupa juga
untuk banyak belajar tentang menu-menu sahur dan buka puasa yang memenuhi
syarat à sehat, lezat, nikmat.
e.
Persiapan
Khusus (Muslimah)
Karena kita
(perempuan) punya tugas tambahan (menyiapan sahur dan buka puasa) di bulan Ramadhan,
maka agenda-agenda yang sifatnya peningkatan ruhiyah di bulan Ramadhan harus betul-betul
diatur dengan baik. Misalnya, tilawah minimal 2 lembar setiap kali selesai
shalat-shalat sunnah (tarawih, tahajjud) di malam hari, shalat dhuha, dan
setiap selesai shalat lima waktu. Kalau dirutinkan, maka minimal kita bisa
tilawah sebanyak 16 lembar atau 1.6 juz per hari. Dan dalam waktu 20 hari, kita
bisa satu kali khatam ( antispasi kilat siklus menstruasi :D). Bagi yang bisa tilawah lebih dari target 1.6 juz per
hari, itu lebih bagus lagi. Yang jelasnya, tidak ada alasan bagi kita
(perempuan) untuk tidak mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Berkahnya
juga berlipat lipat man, eh sist..*asyik.
Nah,
terus apa saja yang bisa dilakukan pada saat menstruasi? Kalau saya pribadi sih
ya, ketika menstruasi, maka saya semakin merajinkan diri untuk sadaqah (nitip
uang celengan ke teman-teman yang mau ke masjid, jangan lupa nominalnya
dinaikkan bos), semakin semangat empatlima membantu menyiapkan sahur dan buka
puasa (mengingat pahalanya sama dengan orang-orang yang berpuasa, hihi), membaca
dan memahami terjemahan Al-Qur’an (kalau bisa dikhatamkan juga), serta
bertindak sebagai yang suka mencoba makanan berbuka puasa. Yang ini insya Allah
akan ada pahalanya juga kalau niatnya ikhlas memberikan buka puasa terbaik bagi
yang berpuasa.
Persiapannya
sudah. Semoga pertemuan dengan bulan Ramadhan menjadi keniscayaan. Kita bisa
mempersembahkan ibadah Ramadhan yang terbaik untuk Sang Pencipta, memperoleh
ampunan-Nya dan siraman berkah-Nya sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang kembali
fitrah di hari suci-Nya nanti dan di hari-hari selanjutnya dalam masa hidup
kita.
Amin
yaa rabbal ‘aalamin…
Mohon
maaf atas kekhilafan. Semoga ada berkah di balik ketidaksempurnaan.