Semenjak
memiliki akun di dunia perkicauan, refleks saja saya merasa kehilangan sesuatu
ketika tidak menjenguk akun dalam sehari. Entah itu kehilangan berita,
informasi, ataupun sekedar twit basa basi. Tetiba, rutinitas di kala sedang
senggang menjadi sedikit bertambah dengan menjejali timeline dan segala hiruk
pikuknya. Dari twit yang super
serius, setengah serius, sampai yang pura-pura serius, semuanya seperti menu
makanan yang menggelarkan daya tariknya masing-masing.
Saban
hari, saya membuka daftar follower. Kemudian
menemukan follower baru dengan nama akun
Mohamed Salki. Oke, saya sengaja tidak menyamarkan nama aslinya. Takutnya ketika
saya menyamarkan nama, maka essensi cerita saya kali ini akan hilang disapu
badai (?).
Melihat
namanya saja, saya mulai menahan ketawa. Pikir saya, mungkin orang ini takjub
menemukan akun dengan nama yang sama dengannya. Tapi sekali lagi, kadang-kadang
pikiran saya meleset. Dengan jari-jari yang mulai gemetaran, saya memberanikan
diri membuka akunnya. Avatarnya memang masih gambar telur yang belum menetaskan
gambar wajahnya. Mungkin saja ini akun baru.
Setelah
puas melihat avatarnya, saya membuka daftar follower
nya. Nihil, tak ada orang yang saya kenali. Wajah mereka bukan wajah pribumi. Lebih
mirip wajah orang khas timur tengah peranakan Eropa, atau sebaliknya (?). Setelah bosan melihat
daftar follower nya, saya membuka
daftar following nya yang mencapai
ratusan. Refleks, saya beristighfar beberapa kali. Ternyata hampir semua akun
yang ia ikuti memiliki nama yang sama. Tersusunlah dengan rapi akun-akun
bernama “salki” di daftar itu. Mulai dari Salki Samir, Essalki Wijdan, Rachid
Salki, Oussama Essalki, Khalid Salki, Yahya Salki, Salki Abdelhaq, Amirul Salki,
Salki Sasmita dan masih banyak lagi salki-salki yang lain. Membacanya membuat
saya hampir membanting mouse. Tapi
hal itu urung saya lakukan setelah mendapati dua atau tiga akun perempuan di
sana. Lagipula apa gunanya juga saya membanting mouse?
Intinya,
saya kok merasa orang ini sangat lucu dan sedikit aneh dengan mengikuti
akun-akun yang namanya sama dengan dirinya. Well, this is twitterland. Dunia
kecil yang menetaskan sensasi yang besar.
Beberapa
hari kedepan, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk mengikuti balik akun
Mohamed Salki ini. Kemudian memberikannya sebuah pertanyaan klasik:
"Brother,
I’m Indonesian. Do you know what the meaning of Salki ?" :D