Ini
pernyataan. Bahwa akan selalu saja ada pengulangan. Kita jatuh cinta, patah
hati, lalu jatuh cinta lagi. Menyukai, membenci, lalu menyukai lagi. Hidup,
mati, lalu nanti dihidupkan lagi. Semua serba terulang. Maka, meratapi sesuatu
secara berlebihan hanya akan meruntuhkan pertahanan dirimu terhadap hidup itu
sendiri. Kita belajar, bekerja, ataupun hanya berdiam diri saja di rumah, semua
pasti sampai pada titik dimana kita memandang hidup ini sebagai sesuatu yang
serba melelahkan. Lalu dengan siklus yang sama, perasaan itu terulang lagi di
belahan waktu yang berbeda.
Yang
serba terulang, kemudian diisi dengan beraneka ragam perasaan. Mereka hadir
seperti hujan yang menggembirakan, sewaktu-waktu seperti badai yang menakutkan,
ada kalanya juga seperti tulisan masa lalu yang menggelikan.
Betapa
pun mereka, semua akan tiba pada suatu ingatan yang berulang. Lalu setelah itu,
muncullah serbuk rindu yang membentuk pola merah jambu. Seperti warna hati
mereka yang sedang kembali jatuh cinta.
Pada
ingatan yang berulang, kita bersulang.