Jalan yang kita lalui tak akan selamanya mulus dan landai. Ada saatnya mendaki terjal dan penuh batuan kasar dan tajam. Di balik itu semua kita berharap tidak akan pernah menyerah mendakinya. Mengeluh itu manusiawi, sama halnya dengan kelelahan. Kita tidak akan bisa selamanya setegar karang, ada kalanya kita seperti buih di atas air. Mudah goyah terbawa air dan terbang tertiup angin.. dan itulah fitrah.. fitrah sebagai seorang anak manusia yang dhaif.
Sang dhaif yang selalu berusaha tegar seperti karang di tengah lautan, tapi kadang tidak menyadari bahwa ia berasal dari tulang rusuk yang meskipun keliatan kuat dari luar akan tetapi dalam dirinya terdapat kelemahan, perasaan..
Ketika segalanya menjadi sesuatu yang tidak masuk akal, maka ia pun merasa tertekan. Namun ia tetap yakin bahwa Allah akan selalu bersamanya dan menenangkannya…
Ketika ia berpikir bahwa ia sudah berusaha sesungguhnya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi… Ia tahu bahwa Allah mempunyai jawabannya…
Ketika ia memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi… Ia optimis Allah telah merajut yang terbaik untuknya..
Ketika ia merasa tak mampu setegar karang, ia berusaha untuk bisa setegar camar yang ingin tetap hidup, tetap gembira, tetap ingin menikmati keindahan lautan yang luas..**