Tuesday, January 1, 2013

Langit Amat Indah






…apa yang kau cari, telah kau miliki, bersamamu tanpa kau sadari…
(RSD_Langit Amat Indah)



Hari ini hujan turun seperti biasa, namun keawetannya membuat suasana sekitar menjadi sedikit gelap, sehingga mereka yang saya anggap menikmati hujan, akan memilih untuk berdiam diri di kamar, membiarkan jendela terbuka, memanaskan air, atau menatap layar monitor dengan berbagai ekspresi yang komikal. Bagi mereka yang telah berlelah-lelah menyambut malam pergantian tahun, mungkin hujan yang turun kali ini adalah balasan yang terlalu baik. Bayangkan saja, berapa banyak petasan mulai dari petasan cabe rawit, petasan banting, sampai petasan teko yang bunyi ledakannya membuat orang kalem menjadi sedikit geram (?). Ditambah kembang api yang kecantikannya justru bisa merusak lapisan ozon. Ini baru di daerah Tamalanrea, saya belum sempat memikirkan seberapa banyak jumlahnya ketika ditambah dengan yang ada di seluruh daerah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sulawesi, Indonesia, Asia, Dunia, galaksi Bimasakti, dan seterusnya. Jadi saya merasa bahwa hujan memang terlalu baik hari ini. 

Terima kasih hujan, kamu luar biasa (?)

Berbicara kembali tentang hujan, bahwa hujan selalu memberikan saya inspirasi. Inspirasi menulis, mengkhayal, mengerjakan tugas, lalu memikirkan takdir bagaimana saya di masa depan. Selalu berhasil membuat saya mellow, di samping rasa kelaparan yang semakin bertambah. Maka untuk menyiasati rasa kelaparan yang tak kunjung reda (?), saya akan bercerita tentang sesuatu. Anggap saja ini tentang sebuah proses pencarian. 

Salah seorang teman saya berkata, “sebenarnya tugas kuliah kita itu gampang, Cuma kita yang selalu menghadapinya dengan ketakutan. Sedikit-sedikit sudah mengeluh, padahal belum mencoba mengerjakan”. oke, jleb!! Saya tertohok! Rasa-rasanya ingin memberi piala penghargaan pada teman saya saat itu juga. Bahwa memang benar, ketika kita memulai sesuatu dengan keluhan, maka tanpa kita sadari, kita telah mengurangi bekal-bekal semangat dan potensi yang sebenarnya telah tertanam dalam diri kita. Membiarkannya hangus tanpa digunakan sebagaimana mestinya. Hasilnya, tugas itu akan lama masa eksekusinya. 

Terkadang memang kita butuh “dipaksa”, maksudnya dipaksa agar potensi yang sebenarnya telah kita miliki mampu teraktivasi dan teraplikasi secara maksimal, pada jalan yang benar dan pada saat dibutuhkannya. 

Teringat lagi perkataan teman saya yang mungkin telah menjadi seorang trainer bahwa potensi dengan kekuatan tanpa batas (Unlimited Power) telah tertanam dalam diri kita masing-masing. Jujur saya ngeri mendengarnya. Mengapa? Karena ketika potensi luar biasa itu tidak kita manfaatkan di jalan yang benar, maka tunggulah kehancuran massal menimpa kita. Sekarang, sudah banyak bukti-bukti di depan mata kita. Orang-orang yang berpotensi luar biasa justru adalah pedzolim kelas kakap di negeri kita. Naudzubillah.. Semoga perlindungan Allah senantiasa menyertai kita.

Sehingga saya semakin menyadari bahwa menetapkan sebuah motivasi (self motivation) dalam kerja-kerja kita adalah hal yang mutlak perlu. Misalnya “apa dan siapa motivasi kita untuk sebuah hal?” menarik bukan? Dengan menetapkan sebuah motivasi, maka tak ada alasan untuk mengeluh sebelum bertindak. Namun tetap harus diingat, bahwa berkah dari kerja-kerja kita tergantung baik/ tidaknya motivasi yang kita tetapkan.

Jangan sekali-sekali seperti kembang api atau petasan tadi. Menyediakan kesenangan sesaat. Setelah itu, orang-orang akan merasakan dampaknya di kemudian hari. Andai mereka tahu, bahwa langit akan tetap indah tanpa ornamen-ornamen buatan manusia. Cukup membiarkannya biru terang di siang hari dan hitam pekat di malam hari.
Cukup seperti itu saja. Langit akan tetap manis. 

Salam KUPER !!!

2 comments:

  1. Ka' Salki....... tulisannnya selalu menginspirasi saya :) hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Sembari dikritik yaa :)

      Oh iya Ida, tulisannya kemarin yg Kaname itu, sepertinya saya tau siapa orangnya :D

      Delete

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')