Monday, May 20, 2013

Sebait Senja di Teras Rumah



Jika pun si tua masih harus mencari mengenai dimana dan bilamana kebaikan, maka panggilkan ia si kanak-kanak yang lugu nan polos dari dalam rumahnya. Si kanak-kanak yang menyayangi dengan hati, menilai dengan hati.

Panggilkan si kanak-kanak tatkala sore petang tiba. Ketika si tua pulang dari rantau singkatnya. Pada fase lelah dan letihnya.

Ajak si tua dan si kanak-kanak  duduk di teras rumah depan. Bila punya, berikan satu dua buah gula-gula pemanis suasana. 

Jangan lupa beritahu si tua untuk mengelus-elus ubun-ubun kepala si kanak-kanaknya. Tepat di bawah matahari yang memudar menjingga.. Karena di sana ada sekeping kebahagiaan bernama kasih sayang yang tak pernah tua. 

Jika si kanak-kanak telah memancarkan senyum simpulnya, Maka beritahu si tua agar mulai bertanya tentang teka teki kebaikan. 

Mungkin saja akan kau dapati sketsa bisu yang sulit dijabarkan. Kedua mata si tua dan si kanak-kanak saling berpandangan tanpa sebait kata yang mencerahkan. Tapi bukankah sang surya memang telah terbenam. Malam pun masih baru untuk menampakkan rembulannya.

Maka, biarkan. Biarkan dua pasang mata berburu jalan menemukan jawaban. Dan biarkan pikiran menemukan muaranya. Sedangkan kau yang menyaksikan, tetaplah menanti akhir jawaban Yang Agung.

Lalu cobalah perhatikan baik-baik, si kanak-kanak sedang mengarahkan telunjuknya ke arahmu. Tepat ke arahmu. Lihat lagi, si tua senyum-senyum melihat dirimu yang kebingungan.

Jika demikian, bukankah pertanyaan si tua telah terjawab?
:)

No comments:

Post a Comment

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')