Jika pun si tua
masih harus mencari mengenai dimana dan bilamana kebaikan, maka panggilkan ia
si kanak-kanak yang lugu nan polos dari dalam rumahnya. Si kanak-kanak yang
menyayangi dengan hati, menilai dengan hati.
Panggilkan si
kanak-kanak tatkala sore petang tiba. Ketika si tua pulang dari rantau
singkatnya. Pada fase lelah dan letihnya.
Ajak si tua dan
si kanak-kanak duduk di teras rumah
depan. Bila punya, berikan satu dua buah gula-gula pemanis suasana.
Jangan lupa beritahu
si tua untuk mengelus-elus ubun-ubun kepala si kanak-kanaknya. Tepat di bawah
matahari yang memudar menjingga.. Karena di sana ada sekeping kebahagiaan
bernama kasih sayang yang tak pernah tua.
Jika si
kanak-kanak telah memancarkan senyum simpulnya, Maka beritahu si tua agar mulai
bertanya tentang teka teki kebaikan.
Mungkin saja
akan kau dapati sketsa bisu yang sulit dijabarkan. Kedua mata si tua dan si
kanak-kanak saling berpandangan tanpa sebait kata yang mencerahkan. Tapi bukankah
sang surya memang telah terbenam. Malam pun masih baru untuk menampakkan rembulannya.
Maka, biarkan. Biarkan
dua pasang mata berburu jalan menemukan jawaban. Dan biarkan pikiran menemukan
muaranya. Sedangkan kau yang menyaksikan, tetaplah menanti akhir jawaban Yang
Agung.
Lalu cobalah perhatikan
baik-baik, si kanak-kanak sedang mengarahkan telunjuknya ke arahmu. Tepat ke
arahmu. Lihat lagi, si tua senyum-senyum melihat dirimu yang kebingungan.
Jika demikian,
bukankah pertanyaan si tua telah terjawab?
:)
No comments:
Post a Comment
Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')