Monday, December 16, 2013

Bucket List Menor



“duduk manis di puncak Al Hambra”

Jika akhir semester dan akhir tahun bertemu dalam satu waktu, maka biasanya bucket list yang terpajang cantik di kamar akan sangat menor oleh blush on warna-warni di kanan kiri sudutnya. Deretan target, tugas, dan rencana-rencana lain berjejer di etalasenya masing-masing. Bukan hanya itu, tanda seru tiga kali, tanda tanya, emoticon senyum, dan gambar bunga yang nyaris layu menghias beberapa kolom di sudut yang lain. Pemandangan yang kacau menurut saya. Hehe

Seorang kakak senior pernah beberapa kali beristirahat di kamar dan mendapati bucket list saya dalam kondisi memprihatinkan seperti itu. Dia menasehati agar target ataupun tugas yang sudah selesai dihapus saja agar bucket list itu sedikit lebih bersih. Namun, saya menjawabnya dengan beberapa kalimat yang sedikit defensif. Kakak senior cuma geleng-geleng kepala.

Sebenarnya, saya menyukai bucket list yang penuh dengan coretan di sana-sini. Sebab coretannya bisa berarti sebuah koreksi atau berarti sebuah pencapaian. Saya menyukai koreksi dan pencapaian. Saya menyukai menyimpan mereka lama-lama dan memandanginya. Sebab mereka adalah semacam pengingat untuk senantiasa bersyukur atas semua kerja panca indera yang telah dilakukan.

Untungnya, kakak senior saya tidak melihat bucket list yang lain. Padahal di sana, suasananya sudah mirip hutan belantara. Sudah banyak pohon harapan yang tumbuh, lalu dipangkas, lalu tumbuh lagi tunas dan ranting yang baru. Biarkan saja, sebab tidak akan ada yang sulit bagi hati yang mau terus berusaha, kan?. Mari mencoret lagi !

2 comments:

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')