Dia,
laki-laki setengah baya memegang cerutu
Menertawai
kotak kayu depan dipan kamarnya
Pandangannya
gempita ke segala arah dalam sorak sorai malam yang gerah
Tepuk
tangan keriputnya membius sunyi
Untuk
siapa?
Untuk
mereka para perkasa yang melewati terjal hutanhutan gersang !
Tuan
Aficionado,
Demikian
namanya
Seorang
tua di atas kursi goyangnya. Mengkhatamkan korankoran pagi sambil minum kopi
Senyumnya
tipis di antara kebul asap cerutunya
Untuk
siapa?
Untuk
mereka modelmodel koran pagi yang mengironi !
Tuan
Aficionado,
Dengan
tubuh ringkihnya
Merangkak
di bawah matahari yang hampir terbenam sebelum waktunya
Menenteng
rapor hitam penuh bercak darah
Menuju
riuh suarasuara. Banyak namun tak jelas
Untuk
siapa?
Untuk mereka,
pemilik suarasuara sumbang !
Tuan
Aficionado,
Menyulam
partitur ringkih di atas meja tuanya
Hendak ia
persembahkan kepada negeri tercintanya
Saat tiba
di kembara pagi dan malammalam yang ambigu.
Tuan
Aficionado,
Takjub
dalam tawa, tertawan dalam senyum,
Lalu mati
di bawah tiang harapan di ujung usianya
Bersama
partitur yang tak pernah dimainkan.
No comments:
Post a Comment
Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')