Kalau
dipikir-pikir, saya tak punya alasan yang “syar’i” mengapa saya sampai bisa
memasuki kancah per-blog-an yang luar biasa ini . Saya cuma ingin tahu rasanya
punya blog. Itu saja. Sebelumnya, saya telah mencampakkan dua blog sebelum
mantap dengan blog ini #eaeaea #apasih #gakpenting. Maka, sebelum saya
berpanjang lebar, izinkan saya memohon maaf pada blog-blog yang dulu saya
campakkan (?).
Anggap
saja rasa keingintahuan saya terkalahkan dengan rasa sok tahu ketika iseng
membaca buku-buku tentang blog di sebuah toko buku ternama di Makassar dimana
saya sendiri telah lupa membacanya di mall mana. Saat itu, istilah galau belum
setenar sekarang (?). Akibatnya, saya sendiri tak ingat perasaan apa yang
kiranya telah memenuhi diri saya sehingga dengan tidak senang hati membeli buku
panduan blog pada siang hari yang terik itu.
Malam
harinya, saya menenteng laptop. Bergegas ke warnet satu-satunya (waktu itu) di
sekitar kost-an. Memulai ikhtiar saya untuk membuat blog ketiga ini setelah
sebelumnya membaca dan mempelajari baik-baik buku panduan blog yang saya beli.
Akhirnya, dalam waktu kurang dari satu jam, jadilah sebuah blog sederhana nan
unyu (?) yang namanya pun tak pernah saya pikirkan sebelumnya. Bermodalkan rasa
kesukaan akan warna hijau dan tiba-tiba terpikir tentang cangkir (berhubung
pada waktu itu penjaga warnet sepertinya sedang minum kopi), terpilihlah nama green dan cups untuk alamat blog ini. Saya sendiri memakai bahasa Inggris
supaya blog ini nantinya kelihatan lebih ketje (?). Walaupun saya sepenuhnya
menyadari bahwa tulisan-tulisan yang nantinya akan dipublikasikan di blog ini
tidak sepenuhnya nangkring di hati para pemirsa yang budiman/budiwati (?).
Satu hal
yang sangat saya syukuri bahwa ketika dilanda perasaan galau (maklum masih
muda) dan atau bosan, maka saya bisa mendapatkan “obat pereda rasa nyeri” di
blog ini (?). Ada jurnal perjalanan saya ketika melaksanakan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) 1-3, Kuliah Kerja Nyata, magang, pengalaman meneliti di provinsi
lain, sampai tulisan sarat makna yang bisa meneteskan air mata (?) dan
mengeringkan gigi (?). Terima kasih pula untuk orang-orang (yang tidak akan
saya sebut namanya) karena kiranya telah pasrah untuk menjadi inspirasi menulis
saya, walau sebenarnya ketika saya membaca kembali tulisan-tulisan yang ada di
blog ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa diri saya sangatlah lebay, sotoy, 4l4y,
terkadang romantis, melankolis, garing, ababil,
asal tidak narsis. Mungkin juga sampai sekarang. Tapi, semoga saja ada
manfaatnya ya.
Akhirnya,
semakin bertambah umur saya, maka bertambah pula umur blog ini. Dimana seiring
berjalannya waktu saya lebih suka memanggilnya “Ijo”. Ijo yang aduhai, rupawan,
dan dermawan. Yang ke-aduhai-annya bisa tertular kepada siapa saja yang
mengunjunginya. Begitupula dengan sifat dermawannya. Pokoknya yang positif
tertularkan, yang negatif terendapkan lalu menghilang. Hari ini genap sudah
empat tahun kebersamaan kami (halah). Sayangnya, tiap pertambahan umur si Ijo,
saya selalu terkena kondisi kekerean yang kronis (?). Sehingga, saya belum
pernah menghadiahkannya sesuatu atau sekedar mengajaknya ngopi-ngopi.
“Jo,
jo, jooo, maaf ya Jo. Saya nyayi aja ya?. Itu tuh, lagu kesukaan kamu. Apa?
Tidak mau? Trus maunya apa? APPPAAAH? Reza Rahadian? Ciyus nih? Enelan? Oke
kalau begitu. Demi kamu, Jo. Demi kamu saya mendadak alay nih !!! Pokoknya
tanggung ya kalau ada yang marah sama saya (baca: j-e-a-l-o-u-s)”.
“Gimana
, Jo? Sudah puas kan? Kalau begitu, izinkan saya untuk pingsan”.
sejarah yang terkuak...
ReplyDeletetidak nyangka, kata cups dari nama blog ini terinspirasi dari secangkir (beberapa cangkir mungkin) kopi yang dminum penjaga warnet..
Oh ya, buat IJO, HBD & panjang umur selalu :D
"Terima kasih kakak Amin".. haha
Deleteditunggu blog barunya :D
ciee ciieee...yang mau Reza itu 'Ijo' apa yang nulis yaa...???
ReplyDeleteooppss....sorry hahhahaha
Ah Dian... you know what I mean lah :D
Delete