Pernah
suatu ketika Gangga bercengkerama sambil meledek si hulu. Bahwa di dunia ini,
mestinya segala sesuatu yang diciptakan sepasang, bagaimanapun sulitnya, mereka
akan mengalami suatu pertemuan pada akhirnya. Tak peduli apakah pertemuan itu
melibatkan penantian atau tidak. Lalu si hulu bertanya, “lalu apa hubungannya
dengan aku?”. Gangga menyeringai. Ia melemparkan pandangan pada air yang
mengalir di bawah kakinya. Tak begitu deras, namun kedua kakinya terasa ditekan-tekan.
“Kau
lihat air itu, kan?”. Balas Gangga pada si hulu.
“Tentu
saja, bagaimana mungkin aku tak melihatnya sedang ia mengawali alirannya karena
aku”. Ujar si hulu.
“Kau
tahu kemana air itu mengalir?”, tanya Gangga
“Sejujurnya,
aku tak mampu mengetahui apa-apa saja yang ia lalui selama ia mengalir. Tapi
aku tahu kemana ia akan bermuara”. Jawab si hulu
“Kemana?
Dan bagaimana bisa kau mengetahuinya?”. Tanya Gangga lagi
“Sepengetahuanku
ia akan bermuara di hilir sana. Jauh, jauh sekali. Aku tahu karena kami adalah
sepasang dari milyaran pasangan yang ditakdirkan di dunia. Semua orang tahu
itu”. Si Hulu mengulum senyum.
“Huh,
kini kau tahu apa maksud dari perkatan awalku, hulu”. Gangga menyeringai lagi.
“Apa
itu?”, tanya si hulu.
“Kau
dan hilir adalah sepasang dari milyaran pasangan yang ditakdirkan di dunia ini.
Sampai sekarang pun kau masih tetap meyakininya. Tapi sadarkah kau, bahwa
kalian tidak pernah bertemu. Mungkin suatu ketika kau bertemu dengan hilir
lain. Tapi bukan pasangan hilirmu. Lalu bagaimana mungkin kau masih yakin?”,
Gangga memasang wajah seriusnya.
“Tak
pernah bertemu, itu juga adalah takdir, Gangga. Dan aku tentu tak memiliki
kuasa untuk mengubah ketentuan itu. Tapi tahukah kau apa yang membuat kami
tetap berpaut satu sama lain?. Air itu. Yah, air yang mengalir itu, Gangga.
Suatu ketika pautan itu akan longgar saat kemarau datang. Tapi lagi-lagi hujan
menghapus semuanya. Ia meneteskan milyaran air sehingga kami bisa berpaut
kembali. Dan semuanya berjalan dengan baik tanpa pertemuan di antara kami.
Percayalah, Gangga! Akan selalu ada pertolongan bagi mereka yang pada
hakikatnya ditakdirkan sebagai pasangan, pertolongan dari yang menciptakan kami
sebagai pasangan. Ia akan menurunkan serdadunya ke alam. Di alam, serdadu-serdadu
lantas berkolaborasi mewujudkan ketentuan-ketentuan itu. Ketentuan yang mungkin
saja membuatmu terkejut lalu memunculkan rasa tidak percaya”, ujar si hulu.
“Aku
bahkan tidak tahu bahwa kau sebijak ini, hulu?”, kata Gangga.
“Sejujurnya,
hilir yang mengajariku. Meski ia tidak pernah mengatakan langsung, tapi ia
selalu memberiku rasa penerimaan lewat dentuman air yang mengalir. Dan itu,
adalah bentuk kesyukuran yang luar biasa bagiku. Lalu bagaimana denganmu,
Gangga?”, kata si hulu.
“Sungguh
kau amat tahu perihalku, hulu. Tentang takdir kesepasangan itu, belum juga aku
mengalaminya, sepertinya serdadu-serdadu langit masih ingin bermain-main
denganku”, canda Gangga.
“Ah,
kau saja yang tak becus membaca pertanda, Gangga. Kulihat kemarin serdadu-serdadu
langit memberi banyak pertanda di alam. Berdoalah, semoga di hari-hari
selanjutnya, pertanda itu menunjukkan kesepasangan atasmu. Dan tentu saja, bisa
kau baca dengan baik”, si hulu menambahkan.
“Semoga,
hulu. Doakan pula aku kawan, agar ketika serdadu-serdadu langit menjalankan
perannya, aku tak salah membaca pertanda yang diberikannya”, harap Gangga.
“Tentu
saja, adalah doa sebagai senjata. Maka, keluarkanlah senjata terampuhmu, kawan.
Aku pun akan demikian untukmu”, kata si hulu lagi.
Matahari
menyilau. Pelan-pelan merendah pada alam. Gangga beranjak mengangkat kakinya
yang mulai putih pucat dan pamit pada si hulu. Gemericik air menyaksikan
perpisahannya keduanya. Di suatu hari yang entah, Gangga berjanji akan menemui
kembali si hulu. Ia berharap akan bercerita lebih banyak tentang
serdadu-serdadu langit, pertanda, dan tentu saja tentang kemampuannya membaca
pertanda dengan baik.
“Serdadu-serdadu
langit, sungguh cantik kau menjalankan peranmu. Sampai geleng-geleng aku
membaca pertandanya”, ujar Gangga di suatu ketika yang lain.
No comments:
Post a Comment
Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')