Sunday, January 20, 2013

Pengemis Cahaya



Banyak orang yang memilih hidup dalam gelap. Katanya, “dalam gelap, kita bisa melihat cahaya jauh lebih terang”. “Lalu menikmatinya”.
Itu benar.
Tapi mungkin kita lupa bahwa di dalam gelap, kita nyaris tak bisa melihat diri kita sendiri.
Meski lewat cermin yang menampung beban egosentris kehidupan.

Kita  manusia. Bukanlah kunang-kunang dengan sayap-sayap cahayanya.
Bukan pula bintang yang paten memancarkan cahayanya sendiri.

Kita adalah para pengemis cahaya. Yang tak bisa sekedar melihat lalu menjadi penikmat.
Dan cahaya itu bernama  iman yang senantiasa terpancar dari dalam dada.
Bergerak, menuju plot yang menanjak. Meski tak selalu linear dalam perjalanan.

Semoga kamu memahaminya.
Dan aku senantiasa mengingatnya.

Agar kita, bisa menebari hikmah. Bukan sekedar sumpah serapah.
Lalu hilang tanpa bekas arah.

No comments:

Post a Comment

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')