Panggilan “ayah” dari anak-anak, ketika si buruh pulang dari pekerjaannya, adalah obat duka dari dampratan atasan di kantor.Suara “ayah” dari anak-anak yang berdiri di pintu, itulah yang menyebabkan telinga menjadi tebal, walaupun gaji kecil.Suara “ayah” dari anak-anak, itulah akar tunggang dan pucuk bulat bagi perikehidupan manusia.(Buya Hamka)
Maasyaa Allah. Seperti itulah salah
seorang ulama kita memandang pentingnya keluarga. Meski seorang ayah disibukkan
dengan berbagai aktivitas di luar rumah, ingat lagi bahwa di rumah, di dalam
bingkai keluarga kita, ada dua, tiga, atau lebih jiwa yang menuntut kehadiran
kita. Meminta pelukan dan belaian kita sebagai orang tua. Rumah kita adalah
madrasah anak-anak kita. Mereka akan merekam, mencatat, dan menyimpan baik-baik
kenangan seorang ayah bersama mereka.
Peran sebagai seorang ayah memang
perkara yang gampang-gampang susah. Saya menyaksikan sendiri bagaimana suami
harus “bertingkah” seperti orang yang jauh dari rasa capek dan lelah begitu
tiba di rumah. Setelah seharian menjalankan kewajiban sebagai seorang praktisi
kesehatan, menghadapi pasien dengan segala karakternya, hingga perjalanan
pergi-pulang fasilitas kesehatan yang kadang tidak mau saya bayangkan, seorang
suami harus nampak segar dan fit begitu menginjakkan kaki di rumah. Belum lagi
ketika kepala baru saja direbahkan, dering handphone sejawat yang ingin
konsultasi pasien masih wajib diladeni. Hingga tak jarang saya melihat beliau
menerima telepon sambil menimang sang buah hati yang meminta haknya.
Peran sebagai seorang ayah, memang
perkara yang gampang-gampang susah. Di hari libur kerja, ketika ada waktu untuk
beristirahat, istri dan anak justru meminta haknya untuk quality time di luar
rumah. Ingin mengabadikan kenangan katanya. Tidak penting dimana tempatnya,
asal sang ayah turut hadir bersamanya.
Namun di balik capek dan lelahnya
seorang ayah, ada anak yang diam-diam menyimpan kagum pada sosok pahlawan
pertamanya. Ada anak yang kelak bersemangat menceritakan budi baik panutannya. Ada
istri yang bertambah cinta dan kasihnya. Dan, tentu saja ada Allah yang
bertambah rahmatNya pada hambaNya.
No comments:
Post a Comment
Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')