Wednesday, July 5, 2017

Menjadi Ayah



Panggilan “ayah” dari anak-anak, ketika si buruh pulang dari pekerjaannya, adalah obat duka dari dampratan atasan di kantor.
Suara “ayah” dari anak-anak yang berdiri di pintu, itulah yang menyebabkan telinga menjadi tebal, walaupun gaji kecil.
Suara “ayah” dari anak-anak, itulah akar tunggang dan pucuk bulat bagi perikehidupan manusia.
(Buya Hamka)

Maasyaa Allah. Seperti itulah salah seorang ulama kita memandang pentingnya keluarga. Meski seorang ayah disibukkan dengan berbagai aktivitas di luar rumah, ingat lagi bahwa di rumah, di dalam bingkai keluarga kita, ada dua, tiga, atau lebih jiwa yang menuntut kehadiran kita. Meminta pelukan dan belaian kita sebagai orang tua. Rumah kita adalah madrasah anak-anak kita. Mereka akan merekam, mencatat, dan menyimpan baik-baik kenangan seorang ayah bersama mereka.  

Peran sebagai seorang ayah memang perkara yang gampang-gampang susah. Saya menyaksikan sendiri bagaimana suami harus “bertingkah” seperti orang yang jauh dari rasa capek dan lelah begitu tiba di rumah. Setelah seharian menjalankan kewajiban sebagai seorang praktisi kesehatan, menghadapi pasien dengan segala karakternya, hingga perjalanan pergi-pulang fasilitas kesehatan yang kadang tidak mau saya bayangkan, seorang suami harus nampak segar dan fit begitu menginjakkan kaki di rumah. Belum lagi ketika kepala baru saja direbahkan, dering handphone sejawat yang ingin konsultasi pasien masih wajib diladeni. Hingga tak jarang saya melihat beliau menerima telepon sambil menimang sang buah hati yang meminta haknya. 

Peran sebagai seorang ayah, memang perkara yang gampang-gampang susah. Di hari libur kerja, ketika ada waktu untuk beristirahat, istri dan anak justru meminta haknya untuk quality time di luar rumah. Ingin mengabadikan kenangan katanya. Tidak penting dimana tempatnya, asal sang ayah turut hadir bersamanya.

Namun di balik capek dan lelahnya seorang ayah, ada anak yang diam-diam menyimpan kagum pada sosok pahlawan pertamanya. Ada anak yang kelak bersemangat menceritakan budi baik panutannya. Ada istri yang bertambah cinta dan kasihnya. Dan, tentu saja ada Allah yang bertambah rahmatNya pada hambaNya.

No comments:

Post a Comment

Menerima kritik dan saran dengan tangan terbuka :')