Perlahan
namun pasti, Genting memasuki koridor pribadinya. Menemui saya yang sudah
beberapa jam menunggunya. Kini, kami berjalan berdampingan. Saling melihat
tanpa kata-kata. Berjalan pelan-pelan
menuju ruang dan masanya.
Bagi
saya, Genting ini terlalu cepat datangnya. Mungkin dia tidak ingat bahwa saya
adalah penunggu yang ulung. Tapi baiklah, terlalu cepat ia datang berarti akan
cepat pula ia pergi. Genting, dalam harapan saya adalah sosok yang baik. Meski
ia terlalu cepat datang, sebenarnya ia hendak mengevaluasi saya. Jadi bertemu
dengannya adalah waktu yang pas menakar sejauh mana usaha, kerja keras, dan
kebermanfaatan saya selama ini.
Detik
ini, saya masih bersama Genting. Ia masih berjalan-jalan di dalam ruang dan
masanya, di selubung otak saya.
Saya
berjanji pada diri sendiri, bahwa Genting akan memberi saya gulungan cerita
yang manis di tengah kemarau yang langgeng ini. Hidup memanglah penuh rahasia. Tugas
saya adalah menyingkapnya satu-satu, dengan mata dan hati yang selalu terbuka.
Ini maksudnya ingat umur, yak? :p
ReplyDeletehaha..
ReplyDeleteSaya masih (berjiwa) muda kak greenfaj (halah)
:D
kasihan masih muda :(
ReplyDelete